Sabtu, 21 Januari 2012

AUFA-AUFI, SI KEMBAR YANG MENGGEMASKAN


 Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah atas karunia yang diberikan-Nya. Sekarang kita sudah dikaruniai anak kembar perempuan yang sehat,  lucu, dan cantik keduanya. 
(Ayah & Bunda Mahish)

Demikianlah kalimat yang kami ucapkan saat ini, sambil kami pandangi wajah cantik mereka yang sedang terlelap tidur, yang tetap berpegangan tangan. Lucu, senang, menggemaskan, dan seabreg keindahan lainnya.


Disamping kebahagiaan yang meliputi kami, perkara yang tidak mudah juga begitu berderet dalam mengurus dan membesarkan si kembar. Membutuhkan energi  yang super ekstra dan berfikir keras dalam menyiasatinya. Apalagi menyiasati perasaan kami sendiri ketika rasa khawatir dan “poekeun”, bagaimana caranya agar kami bisa menjaga, memelihara, dan membimbing si kembar sampai kelak mereka dewasa.

Keyakinan kepada Allah Ta’ala, atas amanah-Nya dengan segala solusi dan yang telah Allah Swt. sediakan untuk kami, alhamdulillah hal itu mengantarkan kami pada saat ini senantiasa tersenyum melihat mereka tumbuh berkembang dengan sehat…

Lahir pada tanggal 07 Desember 2009 mereka terlahir dengan nama 
AUFA NAFEEZA el-KAYYISA & AUFI NAFEEZA el-KAYYISA.




Pertemuan selanjutnya, Bersama Ayah akan diceritakan seru dan asyiknya pengalaman dengan si kembar…


Sekarang..., Bersama Ayah kita lihat yuk… foto-foto si kembar berikut ini…




Kamis, 19 Januari 2012

"'AZZA", Sebuah Inspirasi



AZZA
Azza... azza... azza...
Azza azza azza
Azza azza azza

Ku rasakan kasih-Mu
Sungguh ku rasakan
Ku rasakan sayang-Mu
Sungguh ku rasakan
Ku rasakan cinta-Mu
Azza...  (lihat video klip Azza: disini)



Demikianlah bunyinya, beberapa baris lirik lagu teranyar yang di launch oleh Bang Haji Rhoma Irama beberapa waktu yang lalu, yang konon katanya biaya pembuatan video klipnya sampai ke angka 5 Miliar. Bagi penikmat lagu dangdut dan fans berrrat bang Haji, tentunya lagu ini sudah tidak asing lagi.

Terlepas dari kontroversi, pandangan, pendapat, analisa, dari sebagian orang tentang keterkaitan konten Azza dengan video klipnya di Mesir. (bisa baca: disini).

Munculnya lagu yang bertajuk ‘Azza, dengan pembuatan video klipnya yang di produksi oleh Falcon Records, tidak tanggung-tanggung melibatkan 3 Negara sekaligus (tim directing: Malaysia, model & penari latar: Mesir dan tim kreatif: Indonesia), telah memberikan nuansa tersendiri ditengah terpuruknya lagu dangdut di Indonesia.
Tapi, disini saya tidak ingin mengajak Anda bernyanyi, tapi sedikit lebih mengungkap makna kata “Azza” yang menjadi judul lagu ini.

Azza, (tidak dibaca ‘aja’, kalo itu mah boso jowo ya…), adalah bahasa arab (عَزَّ ) yang termasuk kategori kata kerja . Secara bahasa, kata ‘Azza (عَزَّ ) memiliki arti untuk menjadi kuat, kuat, mulia. dari sisi konten, kata ini juga memiliki konsep kekuatan dan kemuliaan.

Berbicara tentang konsep kekuatan dan kemuliaan berarti kita berbicara tentang yang kuat, yang tidak dijangkau dan tidak pula dikalahkan, yang menundukkan segala sesuatu dan mengalahkannya, yang menaklukkan segala sesuatu, maka tidak seorangpun yang dapat menghina, karena kekuatan, keagungan, keperkasaan dan kebesaran yang dimilikinya. Konsep ini secara tidak langsung berarti menundukan setiap apapun dan siapapun yang berada selain dirinya menjadi membutuhkannya. Dan  semua unsur di atas hanyalah ada pada Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla Memiliki sifat Al-’Izzah (عَزَّ- يَعِزُّ- عِزَّةً), yaitu pertahanan diri dari musuh yg hendak menyakiti-Nya sehingga tdk mungkin tipu daya akan sampai kepada-Nya. Dlm hadits qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي ..
“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan dapat mencelakai Aku sehingga membuat Aku celaka”

Demikianlah, “sifat ‘Azza (fi’il Madhi) menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla dan bahwa tidak ada yang menyerupai dalam hal kuat dan mulia kedudukan-Nya.” Karena itu, kata ‘Azza selalu disandingkan dengan nama Allah yang merupakan kependekatan dari kata Azza Wa Jalla, yaitu Allah Azza wa Jalla.

Kata ‘Azza tidak akan pernah mungkin disandingkan dengan benda, atau makhluk apapun di dunia ini, karena ‘Azza hanyalah milik Allah Azza wa Jalla. Melalui lagu ‘Azza ini, Bang Haji ingin mengimplementasikan konsep kesempurnaan Allah Azza wa Jalla. Hal ini dapat kita lihat dari konten liriknya, semua menunjukan kelemahan makhluk dan kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Yu… yang senang bernyanyi, mari bernyanyi sambil “ngalenyepan” liriknya. Semoga, lagu ‘Azza ini menjadi washilah untuk kita mendekatkan diri melalui keyakinan atas ke Maha Sempurnaan Allah Azza wa Jalla. Amin.

Wallahu a’lam

Rabu, 18 Januari 2012

Mengingat kembali Istilah-istilah Waqaf dalam Al-Qur’an


Waqaf menurut etimologi berarti berhenti/menahan. Menurut istilah tajwid berarti memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya.

Kategori waqaf sendiri terdiri dari 7 macam, yaitu Waqaf Lazim, Waqaf Jaiz, Waqaf Kafi, Waqaf Tasawi, Waqaf Hasan, Waqaf Muraqabah, dan Waqaf Mamnu’.

1.       Waqaf  Lazim
Waqaf Lazim (harus), yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taam (sempurna) karena waqaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Adapun tanda waqof ini adalah tanda mim kecil ( م ) di atas huruf terletak di atas huruf. Sebagaimana contoh dibawah ini:


2.       Waqaf Ja'iz
Waqaf Ja'iz (boleh), yaitu bacaan yang boleh washal (disambung) atau waqaf (berhenti). Waqaf jenis ini terbagi dua bagian, yaitu yang terkadang lebih baik disambung dan yang terkadang lebih baik menghentikan bacaan.
 
3.       Waqaf Kafi
Waqaf Kafi (cukup), yaitu bacaan yang boleh dibaca washal (disambung) atau dibaca waqaf (berhenti), tetapi jumhur ulama berpendapat bahwa waqaf (menghentikan bacaan) lebih baik daripada washal. Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup, tidak membutuhkan kalimat sesudahnya, sebab secara lafal sudah tidak ada kaitannya. Adapun tanda waqaf kafi adalah ( قلي ). Contoh ayat:

      

4.       Waqaf Tasawi
Waqaf Tasawi (sama), yaitu tempat berhenti yang sama hukumnya antara waqaf (menghentikan bacaan) dan washal (melanjutkan bacaan). Adapun tanda waqaf Tasawi adalah tanda jim kecil ( ج ) di atas huruf atau tanda ayat.










    

5.       Waqaf Hasan
Waqaf Hasan (baik), yaitu bacaan yang boleh washal (bersambung) atau waqaf (berhenti), akan tetapi washal lebih baik dari waqaf. Dinamakan hasan (baik) karena berhenti di tempat itu lebih baik. Tanda waqaf ini adalah tanda ( صلي ) di atas huruf atau tanda ayat.

      


6.       Waqaf Muraqabah
Waqaf Muraqabah (terkontrol) yang disebut juga ta`anuqul-waqfi (waqaf bersilang), yaitu terdapatnya dua tempat waqaf (tanda titik tiga di atas huruf) di lokasi yang berdekatan, jika bertemu tanda seperti ini maka hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja. Tandanya lihat contoh berikut:


       

7.       Waqaf Mamnu’
Waqaf Mamnuk (terlarang), yaitu berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna, yang dapat mengakibatkan perubahan arti karena mempunyai kaitan yang sangat erat --secara lafal dan makna-- dengan kalimat sesudahnya. Oleh karena itu, apabila bertemu waqaf ini dilarang berhenti. Adapun tandanya adalah tanda lam alif kecil ( لا ) di atas huruf atau tanda ayat.

 
Wallahu a'lam

Sumber Khat:
Khat Tajwid standard warna, Kementerian Agama RI Tahun 2011, standard Khas Syaamil Al-Qur'an