Senin, 16 Januari 2012

Mengawali yang baik dengan Bismillah...

Bismillah adalah awal segala kebaikan. Karena itu, kita memulai dengannya. Sebagai syiar Islam, kalimat yang baik dan penuh berkah ini merupakan zikir seluruh entitas lewat lisanul hal (keadaan) mereka. Jika engkau ingin mengetahui sejauh mana kekuatan luar biasa yang tak pernah habis yang terkandung dalam bismillah serta sejauh mana keberkahan yang terdapat padanya, perhatikan perumpamaan singkat berikut ini.
Seorang Badui yang hidup nomaden dan mengembara di padang pasir harus memiliki afiliasi dengan pemimpin kabilah dan harus berada dalam perlindungannya agar selamat dari gangguan orang-orang
jahat, agar bisa menunaikan pekerjaannya, dan agar bisa mendapatkan berbagai kebutuhannya. Jika tidak, ia akan merana sendirian dalam kondisi cemas dan gelisah menghadapi banyak musuh dan kebutuhan
yang tak terhingga.
Pengembaraan yang sama dilakukan oleh dua orang; yang satu rendah hati dan yang kedua sombong. Orang yang rendah hati menisbatkan diri kepada penguasa, sementara yang sombong menolak untuk menisbatkan diri padanya. Keduanya berjalan di padang pasir tersebut.

Ketika orang yang menisbatkan diri kepada penguasa itu berkelana dengan aman di setiap tempat. Jika  bertemu perompak jalanan, ia berkata, “Aku berjalan atas nama penguasa.” Mendengar hal itu perompak tadi membiarkannya pergi. Jika dia masuk ke dalam kemah, ia disambut dengan penuh hormat berkat nama penguasa yang disandangnya. Adapun orang yang sombong, ia menjumpai berbagai cobaan dan musibah yang tak terkira. Pasalnya, sepanjang perjalanan ia terus berada dalam ketakutan dan kecemasan. Ia selalu meminta dikasihani hingga membuat dirinya terhina.

Karena itu, wahai diri yang sombong, ketahuilah! Engkau laksana pengembara Badui di atas. Dunia yang luas ini adalah padang pasir tersebut. Kefakiran dan ketidakberdayaanmu tak terhingga serta musuh dan kebutuhanmu tak pernah habis. Jika demikian keadaannya, sandanglah nama Pemilik Hakiki dan Penguasa Abadi dari padang pasir ini agar engkau selamat dari meminta-minta pada makhluk serta dari rasa cemas dalam menghadapi berbagai peristiwa.

Ya, kalimat ini, bismillah, merupakan kekayaan besar yang penuh berkah bahwa dengannya kefakiranmu terpaut dengan sebuah rahmat yang luas dan mutlak lebih luas dari seluruh entitas. Ketidakberdayaanmu
juga terpaut dengan sebuah kekuatan besar dan mutlak yang memegang kendali seluruh wujud, mulai dari atom hingga galaksi. Bahkan semua kefakiran dan ketidakberdayaanmu menjadi sarana yang diterima
oleh Sang Mahakuasa Yang Maha Penyayang, Pemilik Keagungan.

Orang yang bergerak dengan kalimat tersebut bagaikan orang yang bergabung dalam sebuah pasukan. Ia beraktivitas atas nama negara tanpa takut kepada siapa pun. Sebab, ia berbicara atas nama undang-undang
dan negara sehingga ia dapat menyelesaikan tugas dan tegar dalam menghadapi apa pun.
Di awal kami telah menyatakan bahwa semua entitas lewat lisanul hal (keadaannya) mengucap bismillâh. Benarkah demikian?

Ya, kalau engkau melihat seseorang mampu menggiring manusia ke satu tempat serta memaksa mereka melakukan berbagai kewajiban, tentu engkau berkeyakinan bahwa orang itu tidak sedang mewakili dirinya
dan tidak menggiring manusia atas nama dan kekuatannya. Akan tetapi, ia seorang prajurit yang bertindak atas nama negara dan bersandar kepada kekuatan pemimpin.

Nah, seluruh entitas juga melakukan tugasnya atas nama Allah. Dengan nama Allah, benih-benih yang sangat kecil memikul sejumlah pohon yang sangat besar dan berat. Artinya, setiap pohon mengucap
bismillâh dan mengisi kedua tangannya dengan buah-buahan yang berasal dari kekayaan rahmat Ilahi guna dipersembahkan kepada kita.
Setiap kebun mengucap bismillâh. Ia menjadi dapur bagi kodrat Ilahi sebagai tempat untuk mematangkan berbagai makanan yang nikmat. Setiap hewan yang penuh berkah—seperti unta, kambing, dan sapi— mengucap bismillâh. Mereka menjadi sumber yang memancarkan susu berlimpah. Atas nama Dzat Pemberi Rezeki ia berikan kepada kita nutrisi yang paling lembut dan paling bersih. Akar-akar setiap tumbuhan dan rumput mengucap bismillâh serta membelah batu karang yang keras dengan nama Allah. Dia berucap/bergerak atas nama Allah dan ar-Rahman, sehingga segala sesuatu tunduk kepadanya.

Ya, tersebarnya ranting di udara dan diiringi banyak buah, bercabangnya sejumlah akar di dalam batu karang yang keras dan ia menyimpan nutrisi di bawah tanah, lalu dedaunan yang hijau menahan
cuaca panas sementara ia tetap segar, semua itu merupakan tamparan keras yang membungkam mulut kaum materialis, para penyembah sebab, sekaligus sebagai seruan keras yang menggema di wajah mereka
di mana ia berbunyi, “Kondisi keras dan panas yang kalian sandar melaksanakan tugas sesuai perintah Tuhan di mana akar yang halus dan lembut melaksanakan perintah, “Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu!’”1 seperti tongkat Musa, sehingga ia memecahkan batu karang. Dedaunan yang segar laksana anggota tubuh Ibrahim as. yang ketika menerima kobaran panas membaca ayat, “Wahai api, jadilah engkau dingin dan selamat..

Jadi, selama segala sesuatu di alam ini mengucap bismillâh secara maknawi, mendatangkan serta mempersembahkan nikmat Allah kepada kita dengan bismillâh, maka kita juga harus memulai dengan bismillah.

Kita memberi dengan nama Allah dan mengambil dengan nama Allah. Demikian pula kita tidak boleh menerima dari kaum yang lalai yang tidak memberi dengan nama Allah. (Badiuzzaman Said Nursi, Al-Kalimat (Seputar Tujuan Manusia, Aqidah, Ibadah dan Kemukjizatan al-Qur’an)

3 komentar:

  1. Salam kenal hehehe...... jadi termotifasi agar lebih bersabardan tawakal,(seorang pemimpin yang luarbiasa) ....... artikelnya bagus

    BalasHapus
  2. Subhanallah, sesuatu banget, jadi tambah ilmu...tambah Aisyah?

    BalasHapus
  3. titanium wedding bands
    Tritanium Wedding thaitanium Band ford escape titanium 2021 - the top of the titanium easy flux 125 amp welder line weddingbands is titanium expensive in 2021. Tasty Wedding ford titanium Band. The first choice that you'll find in the T-shirt collection at T-shirt

    BalasHapus